Takjil menjadi salah satu hidangan yang seakan wajib ada sepanjang bulan Ramadhon. Mendekati selesainya bulan Ramadhon, antusiasme kepada “pemburuan” takjil terbukti belum juga surut. Setidaknya di kalangan para mahasiswa pemburu takjil dan bukaan tidak dipungut bayaran. Mereka malah menyusun sebuah kelompok sosial dan grup sendiri yang mereka namai “takjil hunter”.
Akbar Gibrani Aliffianto, salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang menjadi salah satu member kelompok sosial takjil hunter mengatakan bahwa salah satu unsur dibentuknya grup takjil hunter merupakan merespons keresahan para mahasiswa perantau di tengah bulan Ramadhon.
“Mungkin keresahan perantau-perantau kaya saya ideal bulan puasa ya, pengen memperoleh makanan tidak dipungut bayaran buat buka puasa, itung-itung menghemat di bulan Ramadhon.” Ungkap Akbar pada Jumat (14/04).
Pada mulanya, eksistensi grup takjil hunter disebarluaskan slot gacor hari ini melewati akun twitter @undipmenfess dan lantas memperoleh antusias yang tinggi dari para mahasiswa Undip. Akbar malah menyuarakan bahwa dirinya bergabung di grup WhatsApp kedua, lantaran grup WhatsApp yang pertama telah terisi penuh.
“Mulanya iseng aja ideal liat ada yang nge-share tautan grup takjil hunter di akun twitter @undipmenfess, trus saya join di grup kedua sebab grup pertama telah penuh.” jelas Akbar.
Untuk cakupan member grup takjil hunter ini sendiri cuma mencakup kawasan Tembalang sehingga anggotanya tak jauh-jauh dari mahasiswa Undip dan masyarakat sekitar Tembalang.
“Anggotanya dekat-dekat Undip sih, kan cakupannya khusus Tembalang, jadi kemungkinan besar isinya mahasiswa Undip. Kalaupun ada yang dari luar Undip, setidaknya orang-orang di sekitar Tembalang, lah.” terang Akbar.
Dalam grup takjil hunter hal yang demikian, para anggotanya saling berbagi info berkaitan mesjid mana saja yang menyediakan takjil tidak dipungut bayaran beserta kuotanya. Akbar mengatakan apabila grup hal yang demikian aktif dikala mendekati jam-jam berbuka puasa.
“Grupnya itu aktif ideal jam-jam krusial, sekitar jam tiga ke bawah lah itu udah rame banget saling bertukar info, misal di Maskam (Mesjid Kampus Undip) telah dibuka nih, kuotanya tersedia sekian.”
Akbar sebagai mahasiswa perantau yang tinggal di indekos menyuarakan bahwa dirinya betul-betul terbantu dengan adanya grup takjil hunter ini.
“Grup takjil hunter ini menolong banget, dapat jadi kans untuk saya berhemat di bulan puasa. Kini ini saya udah punya mesjid langganan buat buka puasa, jadi saya ngga usah linglung-linglung lagi buat nyari makanan buat buka puasa.” sebut Akbar.
Proses Iftar Tidak dalam Rangkaian Aktivitas Ramadhon di Mesjid Kampus Undip
Di sisi lain, Moh. Farras Isfahani Nu Arifin selaku ketua pelaksana rangkaian aktivitas Ramadhon 2023 Mesjid Kampus (Maskam) Undip mengutarakan bahwa tujuan diadakannya iftar atau berbuka puasa secara tidak dipungut bayaran merupakan untuk membangun nuansa Ramadhon bagi mahasiswa Undip.
“Sentra aktivitas umat muslim kan di mesjid, dan Maskam menjadi mesjid utama Undip, jadi harapannya dengan adanya iftar kembali serta kajian itu dapat menghidupkan nuansa Ramadhon bagi mahasiswa Undip. Agar mahasiswa Undip merasa bahwa Ramadhon tahun ini ada dan banyak manfaatnya,” papar Farras pada LPM Opini pada Jumat (14/04).
Farras juga menyebutkan bahwa sesudah dua tahun dihapuskan sebab pandemi Covid 19 dan kuliah dijalankan secara online, pada tahun ini hasilnya serangkaian aktivitas selama Ramadhon bisa dijalankan sebagaimana mestinya. Ramadhon kali ini, mereka menyediakan kupon atau kuota untuk iftar tidak dipungut bayaran sejumlah 500 per harinya.
“Untuk dua tahun terakhir dikala pandemi, aktivitas ramadhon di Maskam itu dihapuskan, namun untuk aktivitas iftar konsisten ada dengan kuota yang terbatas. Kini kami menyiapkan 500 kuota tiap harinya. Antara laki-laki dan perempuan disiapkan kuota yang sama, akan namun dapat disesuaikan dengan keadaan. Misal, kuota perempuan telah habis, jadi kuota laki-laki dioper untuk perempuan.” terangnya.
Farras menceritakan sebagian prosedur yang wajib dijalankan untuk bisa berbuka puasa di Maskam, seperti kajian dan shalat maghrib berjamaah.
“Pertama, sahabat-sahabat wajib memperoleh kupon terpenting dulu, baru sesudah itu pada jam 16.00 WIB kita mulai dengan kajian. Lazimnya kita tutup kupon sekitar jam 17.15 WIB. Sesudah memperoleh kupon dan mencontoh kajian sampai selesai, sahabat-sahabat dapat mengambil takjil untuk membatalkan puasa. Sesudah itu akan dijalankan shalat maghrib berjamaah terpenting dulu sebelum kemudian sahabat-sahabat dapat mengambil makanan berat yang telah disediakan.” terang Farras.
Berkaitan kajian yang diadakan, pihak panitia juga menyiarkan secara lantas melewati akun YouTube Maskam Undip, dengan semacam itu, sahabat-sahabat di rumah konsisten bisa mencontoh kajian.
“Kajiannya kan disiarkan lantas di YouTube, jadi sahabat-sahabat di rumah dapat lihat juga.” tambah Farras.
Aktivitas Ramadhon yang dijalankan di Maskam Undip ini terbuka untuk biasa, seperti yang dipaparkan oleh Farras bahwasannya segala kalangan boleh ikut serta, entah mahasiswa, dosen, atau masyarakat sekitar Tembalang.
“Dibuka untuk biasa, jadi, bagi masyarakat yang ada di sekitar Maskam, siapa malahan lah, dosen boleh, mahasiswa boleh, masyarakat sekitar juga boleh. Jikalau berkeinginan buka bareng ya datang saja ke Maskam dan silakan ikuti prosedur yang ada.” ujarnya.
Farras terus jelas mengenai sumber dana dari serangkaian aktivitas Ramadhon ini berasal dari sumbangan yang panitia buka melewati akun Instagram Maskam.
“Sumber dananya segala dari donatur. Wujudnya banyak, misal infaq kajian dan tarawih, kecuali itu kita juga buka sumbangan bagi temen-temen, dosen, atau masyarakat slot888 yang berkeinginan mendonasikan dana melewati situs yang kami sediakan di akun Instagram Maskam.”
Berkaitan evaluasi selama berjalannya aktivitas Ramadhon di Maskam berlangsung sampai hari ini, Farras berpesan untuk menjaga lingkungan Maskam dalam kondisi bersih.
“Mungkin untuk evaluasi, lebih menekankan terhadap sahabat-sahabat yang hadir untuk menjaga kebersihan. Mesjid kan daerah beribadah, jadi wajib dijaga kesuciannya. Jadi mohon untuk sampah-sampah itu dibuang di daerah yang telah disediakan.” jelasnya.
Terakhir, Farras menyajikan apabila siapa saja yang berkeinginan menikmati kans iftar bersama dan tidak dipungut bayaran di Maskam ini bisa lantas datang ke Maskam sebab mereka terbuka untuk segala sahabat-sahabat mahasiswa.